Mata anjing setan itu merah. Menatap nyalang ke dalam hatiku dengan penuh keangkuhan.
Aku yang tanpa daya tidak berbuat apa-apa.
Menunggu, anjing setan itu menghampiriku yang tengah berada dalam luka.
Luka menganga akibat pertarungan.
Pertarungan hati.
Ditawarkannya aku seteguk kemenangan bersyarat.
Suatu perjanjian berdarah.
Antara jiwaku dengan jiwanya.
Dia akan memberikan kemenangan untukku atas musuh-musuhku.
Aku akan memberikan jiwaku padanya.
Anjing setan membuktikan padaku.
Dia memberikan kemenangan untukku atas musuh-musuhku.
Kini, giliran dia meminta jiwaku.
Perlahan tapi pasti aku berubah jadi dia.
Sementara, dia berubah jadi aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar