Aku Pasti Kembali
Karya : putri ayu pasundan
Namaku jelita, aku sekolah di sma vanderwaald. Aku duduk di kelas 1 sma.
Aku termasuk siswa yang pandai, dan juga mudah bergaul. Aku mempunyai
seorang sahabat dia bernama putra. Putra adalah sosok sahabat yang baik,
perhatian, dan selalu mengerti keadaanku, dilain waktu saat aku
bersedih, dia yang selalu menghiburku. Suatu ketika dia memendam
perasaan yang sama dan aku juga merasakannya.
“jelita..” panggil seseorang itu dari arah belakang. Dan itu sahabatku putra.
“iya put..? ada apa?’’ tanyaku.
“pulang sekolah , ikut aku ya.. aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.”
“oke baik.”
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, putra langsung menghampiriku dia
sudah berdiri tepat di ambang pintu kelasku. Dia memanggilku sambil
tersenyum.
“jelita.. ayok kita berangkat.”
Putra tiba-tiba mengandeng tanganku , menuruni anak tangga, Dan segera
menuju ke area parkir. Kelas kami berada di lantai 3 . Aku dan dia
berbeda kelas . Sejak smp kita selalu bareng. Dan sampai SMA ini.
Setelah kami tiba di area parkir, putra mengeluarkan motornya yang
terparkir dekat pos satpam.
“ayok naik.” Putra mempersilahkan aku untuk naik ke motornya, dan kini kami berangkat meninggalkan area parkir. Juga sekolah.
“kita mau kemana?’’ tanyaku kepadanya.
“ke suatu tempat. Dan kamu pasti suka.” Setelah beberapa menit di
perjalanan , kami pun sampai di tempat tujuan. Ternyata putra mengajakku
ke sebuah taman bermain. Di taman tersebut . terpampang air mancur yang
begitu indah, banyak sekali bunga-bunga yang berwarna warni. Kami
berdua duduk di kursi dekat taman.
“jelita… “ panggil putra kepadaku, sorotan mata tajam nya yang takkan
pernah ku lupakan sejak dulu . deg…. Jantungku berdebar-debar. Aku tak
mengerti tentang perasaan ku padanya, sudah 5 tahun kami bersama..
saling melengkapi satu sama lain. Tapi, tak pernah aku mengerti
hubunganku dengannya.. yang aku tau, aku dan dia bersahabat.
“putra, kok nangis?’’ tanyaku padanya. Putra meneteskan air matanya
perlahan demi perlahan . ku apus air matanya yang membasahi kedua
pipinya..
“aku gak nangis, aku Cuma bahagia aja punya sahabat kaya kamu.” Di usap
rambutku dengan kelembutan tangannya. Putra memang sahabatku , dan juga
kakak bagiku. karena itu aku tak mau kehilangannya.
“jelita, suatu saat nanti, aku gak bisa terus berada di sisi kamu, kamu
harus bisa nantinya tanpa aku. Aku gak mau terus-terusan jadi benalu
yang selalu ada di hidupmu. Kamu harus bisa jalani hidup , dan mungkin
tanpa aku. ingat janji kita dulu. Kalo kita akan selalu bersama.”
“putra kok ngomongnya gitu, tanpa kamu hidup jelita ga mungkin seceria
ini. Karna kamu, hidup jelita bahagia dan lebih berwarna. Kalaupun
nantinya putra ninggalin jelita, jelita akan cari putra sampai kapanpun
dan bakal nungguin putra sampai putra kembali. Entah beberapa lamanya”
“tapi, inget. Kalo putra gak ada di samping kamu lagi. Kamu janji harus selalu tersenyum.”
“iya, jelita janji… jelita akan selalu tersenyum untuk kamu.”
Hari sudah semakin berlarut. Meninggalkan semua kisah yang ada. Taman tersebut menjadi ikatan janji mereka.
***
Keesokan harinya di sekolah, tepat pukul 06:15 menit.
“jelita, ini ada surat untuk kamu.”dihampirinya jelita , Di kasihnya
sepucuk surat itu untuknya yang terpampang besar siapa nama pengirim
surat itu. yaitu “putra” .
Deg…… hati jelita tiba-tiba gelisah tak menentu. Tak mengerti apa yang
sedang iya rasakan saat ini. Di bukanya isi surat itu perlahan.
“jelitaa… ini aku putra, maafin aku ya kemarin aku gak sempet berfikiran
untuk ngomong ke kamu. Karna semua itu terlalu berat untukku. Aku gak
sanggup ninggalin kamu disini. Mungkin, saat kamu baca surat ini aku
sudah tiba di Kalimantan. Papaku dinas disana, dan terpaksa aku ikut
dengannya. Maafin aku ya jelita. Inget janji kita. Kamu harus tetap
tersenyum. Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi.“
Di akhirinya akhir surat itu. Jelita yang hanya bisa diam membisu dan
pucat pasi di tempat duduknya. Perlahan iya menteskan air mata dan tidak
percaya akan semuanya. Tak pernah iya mengerti akan semua perasaannya.
Sedih, kecewa, semuanya yang iya alami saat ini. Tak sempat iya
mengatakan tentang perasaannya yang sebenernya kepada putra. Cinta…
mungkin ini yang aku rasakan. Perasaan itu tak pernah ku sadari
sebelumnya, setelah kepergianmu baru aku menyadari.. cinta itu ada.
***
Setelah pulang sekolah, aku bergegas untuk pergi kerumah putra. Tetapi
hasilnya nihil, tak ada satupun orang yang menjawab sapaanku. Rumah itu
kosong. Jelita tak tau harus mencari putra kemana lagi. Akhirnya , aku
memutuskan untuk pergi ke Taman kemarin, terakhir kali aku bertemu
dengannya, bersamanya…. Taman itu sepi.. tak seperti biasanya, tak
banyak orang yang lewat area taman bermain itu. dihampirinya kursi taman
tempat aku duduk bersama putra waktu itu. Aku mengingat kembali
perpisahan terakhirku dengannya. Aku meneteskan air mata.
***
Setelah 2 tahun aku menunggu, putra tak juga ada kabar. Selama itu aku
tak pernah seceria dulu. Hanya kesedihan yang tampak di wajahku.
Sesering kali aku mengingat kenangan itu, itu membuatku sakit. Sekalipun
aku mencoba melupakannya, itu akan semakin sakit. Beberapa sering aku
memutar lagu pasto’aku pasti kembali’ liriknya yang benar-benar
menyentuh hatiku.
Reff : aku hanya pergi tuk sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu ..
tapi kau jangan nakal.. aku pasti kembali…..
selama 2 tahun, kenangan itu menghantui harii-hari ku . tang sanggup aku
melupakannya. Kini aku benar-benar mencintainya. Cinta bukan lagi
sekedar sahabat , tetapi perasaan yang lebih dari pada itu.
hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 17 , sekarang aku sudah duduk
di bangku kelas 3 sma, sekalipun aku ingin pindah ke lain hati dan
berpaling dari putra, aku masih takut. Karena luka yang ada di hatiku
masih ada. Setelah malam kian tiba, putra tak juga mengucapkan selamat
ulang tahun kepadaku. Padahal hanya sapaannya, dan ucapannya yang begitu
berarti untukku..
hari ini sweet seventeen ku. Dan mungkin itu semua tak ada artinya kalau
putra tak ada di sampingku. Malam ini aku ingin sekali pergi ke taman
itu. untuk menenangkan diri disana, mungkin hanya beberapa saat. Aku
akhirnya memutuskann untuk pergi kesana dan meninnggalkan acara dan tamu
undangan yang telah hadir di pesta ulang tahunku yang ke 17 itu. aku
pergi ke sana dengan di temani supir papaku dan setelah beberapa menit
di perjalanan, aku tiba di taman itu. aku tak menyangka.. begitu indah
suasana taman tersebut dengan lampu lampion-lampion yang khas terpampang
disana. Dekorasi lampu-lampu kecil di setiap pohon yang mengelilingi
menambah indah suasana taman itu. aku duduk di kursi putih taman itu.
tiba-tiba beberapa saat aku memejamkan kedua mataku dan membukanya
kembali aku melihat sesosok putra di depan mataku. Dia tampak berbeda
dari dahulu, aku tak percaya kini dia ada di depan mataku, atau mungkin
ini hanya ilusiku.
“happy birthday jelita.. aku nepatin janjiku kan , kita pasti bertemu kembali. Dan aku pasti kembali.”
“ini benar kamu?’’ tanyaku tak percaya.
“iya, ini aku. aku putra.”
“kemana aja kamu, kamu gatau aku disini sedih mikirin kamu, kamu gak ada kabar dan hilang gitu aja.”
“maafin aku, aku Cuma gak mau ganggu konsentrasi belajar kamu.”
Putra menghampiriku dan memberiku sekotak bingkisan tanda ucapan ulang
tahunku. Dan ternyata itu adalah sebuah kalung yang berukiran tulisan
nama kita berdua. Gaun cantik yang aku kenakan malam itu saat ulang
tahunku berwarna putih, dan juga putra, membawa bunga mawar merah
kesukaaanku dan ia mengenakan jas kemeja putih.
“aku janji gak akan ninggalin kamu lagi. Aku gak bisa tanpamu. Aku
mencintaimu, aku sayang kamu jelita.” Kini dia menggutarakan isi
hatinya, hanya itu kata yang aku tunggu selama ini dari mulutnya.
“akupun begitu. Ini adalah hari terindahku. Kamu kembali, untuk menjadi sahabatku, juga kekasih bagiku…..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar